Untuk Anakku, Anakmu, dan Anak Kita

Modernisasi disegala bidang membawa perubahan dalam kehidupan sehari-hari, sebelum era reformasi kecenderungan pembagian kerja rumah tangga sesuai kodrat manusia dan ajaran agama bahwa laki-laki sebagai pencari nafkah dan isteri sebagai pendidik anak yang utama. Namun bukan tanpa kekurangan, kecenderungan pembagian kerja yang tidak seimbang bahwa suami setelah mencari nafkah kurang berhak atas pekerjaan rumah, menjadikan isteri terbebani pekerjaan yang begitu berat. Hingga pada akhirnya terjadilah krisis ekonomi di Indonesia yang mengubah pola kehidupan tersebut. Perekonomian yang semakin memburuk berpengaruh pada berkurangnya pendapatan rumah tangga dan  suami tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan hidup. Persoalan tersebut memicu peran seorang isteri untuk ikut mencari nafkah guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, pendidikan anak pada akhirnya menjadi persoalan besar.

Perkembangan berikutnya yang terjadi sangat cepat dan mempengaruhi kehidupan lebih signifikan yaitu teknologi informasi terutama handphone, problem utama manusia saat ini adalah teraleniasi dari dirinya sendiri sehingga menggeser atau bahkan menghilangkan sama sekali kesadaran sosial dengan masyarakat sekitar. Teknologi tersebut berdampak sangat signifikan kepada kehidupan rumah tangga atas peran laki-laki dan perempuan baik sebagai suami dan isteri. Berkebalikan dengan fenomena sebelum reformasi dan berkembangnya teknologi informasi, saat ini seringkali seorang perempuan atau seorang isteri lebih tertarik dengan tugas seorang laki-laki atau suami. Seorang isteri cenderung melupakan peran utama yang secara kodrati sebagai pendidik anaknya, dan seorang suami cenderung melupakan peran utama yang secara kodrati sebagai pencari nafkah guna menghidupi keluarganya. Dan yang menjadi akibat dari persoalan tersebut adalah anak.

Apakah menjadi Ibu yang baik perlu alasan?

Apakah menjadi Bapak yang baik juga perlu alasan?

Ibu dan Bapak apakah punya tujuan hidup selain anak?

Jangan terlalu memperbanyak alasan, dan mari kita rubah diri kita sendiri termasuk saya sendiri, semoga kita selalu ingat “untuk apa kita hidup, kenapa kita hidup dan bagaimana hidup kita”. Saatnya generasi kita yang meneruskan, dan kita harus melakukan perjalanan untuk bertemu pencipta kita.

Jangan Dibaca….

Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kesempurnaan dan kekurangannya, namun apabila dibandingkan dengan ciptaan Tuhan yang lainnya manusia merupakan ciptaan yang paling sempurna. Sejak bayi sampai dewasa manusia telah dibekali pengetahuan yang terletak didalam diri manusia dan terhubung dengan yang diluar manusia. Pemahaman pengetahuan yang dipertahankan dan berkembang pada suatu bangsa berbeda-beda, namun abad pencerahan yang terjadi di Eropa, yang dianggap mencerahkan manusia untuk memaksimalkan potensi pikirannya sebenarnya jurtru merupakan penyesatan dalam memahami dan memperoleh pengetahuan. Konsep ilmiah yang berasal dari pikiran dan pengalaman manusia justru menyesatkan manusia kedalam pemahaman pengetahuan yang salah.

 

Kesalahan pemahaman tersebut yaitu penolakan atas pengetahuan yang berada diluar rasio dan pengalaman manusia. Seperti halnya dalam materi kimia bahwa yang wujud sesungguhnya merupakan konstruksi akhir dari yang tidak berwujud, molekul terdiri dari unsur, unsur terdiri dari atom, atom terdiri dari ion dan seterusnya. Sehingga pengetahuan yang dipahami manusia secara nyata merupakan bentuk akhir dari pengetahuan yang sesungguhnya tidak nyata. Perangkat pengetahuan dalam diri manusia diletakkan secara tidak nyata dalam heart atau jantung yang merupakan pusat dari tubuh manusia. Untuk memperoleh pengetahuan tersebut yaitu dengan cara melatih akal pikiran agar selalu terfokus kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui usaha mengurangi makan minum dan tidur.